MOTIVASI DAN AKTIVITAS DALAM
BELAJAR
A.
PENGERTIAN
MOTIVASI
Kata “motif”, diartikan sebagai daya
upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan
sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata “motif” itu maka motivasi dapat diartikan sebagai daya
penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat tertentu,
terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak.
Menurut Mc.Donald, motivasi adalah
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan tanggapan terhadap
adanya tujuan. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang
ada pada diri manusia sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan,
perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua
ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan.
Motivasi dapat juga dikatakan
serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu sehingga seseorang
mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi, motivasi itu
dapat dirangang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di
dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai
keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang dikehendaki
oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi belajar adalah adalah faktor
psikis yang bersifat non-intelektual. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan
mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Seseorang tidak memiliki
motivasi, kecuali karena paksaan atau sekadar seremonial.
Persoalan motivasi ini, dapat juga
dikaitkan dengan persoalan minat. Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang
terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan
dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Menurut
Bernard, minat timbul tidak secara tiba-tiba atau spontan, melainkan timbul
akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja.
Jadi, jelas bahwa soal minat akan selalu berkaitan dengan soal kebutuhan atau
keinginan.
B.
KEBUTUHAN
DAN TEORI TENTANG MOTIVASI
Ada dorongan seseorang melakukan suatu
motivasi? Pertanyaan ini cukup mendasar untuk mengkaji soal teori tentang
motivasi. Dari pertanyaan itu kemudian munculkan jawab dengan adanya “biogenic
theories” dan “sociogenic theories”. “Biogenic theories” yang menyangkut proses
biologis lebih menekankan pada mekanisme pembawaan biologis, seperti insting
dan kebutuhan biologis. Sedang yang dimaksud “sociogenic theories” lebih
menekankan adanya pengaruh kebudayaan atau kehidupan masyarakat.
Bagaimana dengan guru yang melakukan
usaha-usaha untuk dapat menumbuhkan dan memberikan motivasi agar anak didiknya
melakukan aktivitas belajar dengan baik. Untuk dapat belajar dengan baik diperlukan
proses dan motivasi yang baik pula. Itulah maka para ahli psikologi pendidikan
mulai memerhatikan soal motivasi yang baik. Dalam hal ini, perlu ditegaskan
bahwa motivasi tidak pernah dikatakan baik, apabila tujuan yang diinginkan juga
tidak baik.
Dengan demikian, dapatlah ditegaskan
bahwa motivasi, akan selalu berkait dengan soal kebutuhan. Sebab-sebab
seseorang akan terdorong melakukan sesuatu bila merasa ada suatu kebutuhan.
Kebutuhan ini timbul karena adanya keadaan yang tidak seimbang, tidak serasi
atau rasa ketegangan yang menuntut suatu kepuasan. Menurut Morgan dan ditulis
kembali oleh S. Nasution, manusia hidup dengan memiliki berbagai kebutuhan.
1. Kebutuhan
untuk berbuat sesuatu untuk sesuatu aktivitas
2. Kebutuhan
untuk menyenangkan orang lain
3. Kebutuhan
untuk mencapai hasil
4. Kebutuhan
untuk mengatasi kesulitan
a) Kebutuhan
fisiologis
b) Kebutuhan
atas keamanan
c) Kebutuhan
akan cinta dan kasih
d) Kebutuhan
untuk mewujudkan diri sendiri, yakni mengembangkan bakat dengan usaha mencapai
hasil dalam bidang pengetahuan, sosial, pembentukkan pribadi.
C.
FUNGSI
MOTIVASI DALAM BELAJAR
Serangkaian kegiatan yang dilakukan
masing-masing pihak dilaterbelakangi oleh sesuatu yang dinamakan motivasi.
Motivasi tersebut bertalian langsung dengan tujuan. Dengan demikian, motivasi
memengaruhi adanya kegiatan.
Sehubungan dengan hal tersebut, ada tiga
fungsi motivasi, yaitu:
1. Mendorong
manusia untuk berbuat. Jadi, sebagai penggerak atau motor yang melepaskan
energi.
2. Menentukan
arah perbuatan, yaitu ke arah tujuan yang hendak dicapai.
3. Menyeleksi
perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang
serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak
bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Di
samping itu, ada juga fungsi-fungsi yang lainnya. Motivasi dapat berfungsi
sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi.
D.
MACAM-MACAM
MOTIVASI
1. Motivasi
dilihat dari dasar pembentukannya menurut Arden N. Frandsen
a. Motif-motif
bawaan (Physiological drives)
Motif
bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir. Jadi, motivasi itu ada tanpa
dipelajari. Motif-motif ini seringkali disebut motif-motif yang disyaratkan
secara biologis.
b. Motif-motif
yang dipelajari (Affiliative needs)
Maksudnya
motif-motif yang timbul karena dipelajari. Motif-motif ini seringkali disebut
dengan motif-motif yang diisyaratkan secara sosial. Sebab manusia hidup dalam
lingkungan sosial dengan sesama yang lain sehingga motivasi itu terbentuk.
2. Motivasi
menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis
a. Motif
atau kebutuhan organis
Motif
ini sama dengan jenis dari motif yang dinyatakan oleh Frandsen, yaitu
motif-motif bawaan (Physiological drives).
b. Motif-motif
darurat
Motif-motif
darurat adalah motivasi yang timbul karena rangsangan dari luar.
c. Motif-motif
objektif
Motif-motif
objektif adalah motif yang muncul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia
luar secara efektif.
3. Motivasi
jasmaniah dan rohaniah
ada
beberapa ahli yang menggolongkan motivasi menjadi dua, yaitu motivasi jasmaniah
dan rohaniah. Motivasi jasmani, seperti refleks, insting otomatis, dan nafsu.
Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah adalah kemauan.
4. Motivasi
intrinsik dan ekstrinsik
a. Motivasi
intrinsik
Motivasi
intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu
dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan
untuk melakukan sesuatu.
b. Motivasi
ekstrinsik
Motivasi
ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya
perangsang dari luar.
E.
Bentuk-Bentuk
Motivasi di Sekolah
Perlu diketahui bahwa cara dan jenis
menumbuhkan motivasi adalah bermacam-macam. Ada beberapa bentuk dan cara untuk
menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah.
1. Memberi
angka
Banyak
siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka/nilai yang baik sehingga
siswa biasanya, yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport
angkanya baik-baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi
yang sangat kuat. Tetapi, ada juga yang bahkan banyak siswa bekerja atau belajar
hanya ingin naik kelas saja. Oleh karena itu, langkah selanjutnya yang ditempuh
oleh guru bagaimana cara memberikan angka-angka dapat dikaitkan dengan values yang terkandung di dalam setiap
pengetahuan yang diajarkan kepada para siswa sehingga tidak sekedar kognitif
saja tetapi juga keterampilan dan afeksinya.
2. Hadiah
Hadiah
dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian. Karena
hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang
tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut.
3. Saingan/
kompetensi
Persaingan,
baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa. Memang unsur persaingan ini banyak dimanfaatkan di dalam dunia
industri atau perdagangan, tetapi juga sangat baik digunakan untuk meningkatkan
kegiatan belajar siswa.
4. Ego-involvement.
Seseorang
akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan
menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol kebanggaan
harga diri, begitu juga untuk siswa si subjek belajar. Para siswa akan belajar
dengan keras bisa jadi karena harga dirinya.
5. Memberi
ulangan
Memberi
ulangan ini juga merupakan sarana motivasi. Tetapi, yang harus diingat oleh
guru adalah jangan terlalu sering (misalnya setiap hari) karena bisa
membosankan dan bersifat rutinitis.
6. Mengetahui
hasil
Dengan
mengetahui hasil pekerjaan apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa
untuk giat belajar.
7. Pujian
Pujian
ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan
motivasi yang baik. Oleh karena itu, supaya pujian ini merupakan motivasi,
pemberiannya harus tepat.
8. Hukuman
Hukuman
sebagai reinforcement yang negative, tetapi
kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.
9. Hasrat
untuk belajar.
Hasrat
untuk belajar, berarti para diri anak didik itu memang ada motivasi untuk
belajar sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik.
10. Minat
Motivasi
muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat
merupakan alat motivasi yang pokok.
11. Tujuan
yang diakui
Memahami
tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan maka
akan timbul gairah untuk terus belajar.
Di
samping bentuk-bentuk motivasi sebagaimana diuraikan di atas, sudah barang
tertentu masih bayak bentuk dan cara yang bisa dimanfaatkan. Hanya yang penting
bagi guru adanya bermacam-macam motivasi itu dapat dikembangkan dan diarahkan
untuk dapat melahirkan hasil belajar yang bermakna.
F.
PERLUNYA
AKTIVITAS DALAM BELAJAR
Tidak
ada belajar kalau tidak ada aktivitas, itulah sebabnya aktivitas merupakan
prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar-mengajar.
Sebagai rasionalitasnya hal ini juga mendapatkan pengakuan dari berbagai ahli
pendidikan.
Frobel
mengatakan bahwa secara alami anak didik memang ada dorongan untuk mencipta.
Anak adalah suatu organisme yang berkembang dari dalam. Prinsip utama yang
dikemukakan Frobel bahwa anak itu harus bekerja sendiri. untuk memberikan
motivasi.
Montessori
juga menegaskan bahwa anak-anak memiliki tenaga-tenaga untuk berkembang
sendiri, membentuk diri. Pernyataan Montessori ini memberikan petunjuk bahwa yang
lebih banyak melakukan aktivitas di dalam pembentukan diri adalah anak itu
sendiri.
Dengan
mengemukakan beberapa pandangan dari berbagai ahli tersebut di atas, jelas
bahwa dalam kegiatan belajar, subjek didik/siswa harus aktif berbuat. Dengan
kata lain, bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa adanya
aktivitas, proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik.
G.
PRINSIP-PRINSIP
AKTIVITAS
Prinsip-prinsip aktivitas dalam belajar
dalam hal ini akan dilihat dari sudut pandang perkembangan konsep jiwa menurut
ilmu jiwa. Secara garis besar dibagi menjadi dua pandangan yakni Ilmu Jiwa Lama
dan Ilmu Jiwa Modern.
1. Menurut
Pandangan Ilmu Jiwa Lama
Siswa
diibaratkan kertas putih, sedangkan unsur dari luar yang menulisi adalah guru.
Dalam hal ini terserah kepada guru mau dibawa kemana, mau diapakan siswa itu,
karena guru adalah yang memberi dan mengatur isinya. Dengan demikian, aktivitas
didominasi oleh guru, sedang anak didik bersifat pasif dan menerima begitu
saja. Guru menjadi seorang yang adikuasa di dalam kelas.
2. Menurut
Pandangan Ilmu Jiwa Modern
Dalam
hal ini, anaklah yang beraktivitas, berbuat, dan harus aktif sendiri. Guru
bertugas menyediakan bahan pelajaran, tetapi yang mengolah dan mencerna adalah
para siswa sesuai dengan bakat, kemampuan, dan latar belakang masing-masing.
H. JENIS-JENIS
AKTIVITAS DALAM BELAJAR
1.
Visual Activities
2.
Oral Activities
3.
Listening Activities
4.
Writing Activities
5.
Drawing Activities
6.
Motor Activities
7.
Mental Activities
8.
Emotional Activities
Tidak ada komentar:
Posting Komentar