Jumat, 14 Maret 2014

JAWABAN DISKUSI IBM-KELOMPOK 3



Kelompok 1

Pertanyaan:

· Bagaimana bentuk motivasi yang paling baik bagi siswa yang jarang hadir?

Jawaban:

· Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi. Dalam kasus tersebut, dapat digunakan bentuk motivasi hukuman. Tetapi, hal itu harus diberikan secara tepat dan bijak. Setelah itu, dapat diberikan bentuk motivasi ego-involvement, yaitu dengan menumbuhkan kesadaran kepada siswa tersebut agar merasakan pentingnya belajar dan sekolah.


Kelompok 2

Pertanyaan:

· Pemberian motivasi apa yang lebih efektif digunakan dalam pembelajaran di sekolah?

· Bagaimana menumbuhkan motivasi siswa agar memiliki daya saing, harga diri, dan hasrat untuk belajar?

· Perbedaan motif bawaan dengan motif kebutuhan organis?

Jawaban:

· Menurut kami, motivasi yang efektif yang bisa diberikan adalah motivasi bentuk ego-involvement, yakni menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan, sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Selain itu, bentuk motivasi pemberian nilai untuk memperkuat motivasi belajar.

· Daya saing bisa dilakukan antar siswa atau kelompok di kelas. Guru dapat mengadakan kuis sehingga bisa memicu daya saing siswa. Bentuk motivasi harga diri tumbuh pada diri siswa ketika guru menumbuhkan kesadaran dan membuat siswa merasakan pentingnya tugas. Sehingga siswa akan mulai bekerja keras dengan mempertaruhka harga diri. Bentuk motivasi hasrat tumbuh karena dalam diri siswa sudah terdapat motivasi untuk belajar.

· Telah kami jelaskan pada saat presentasi bahwa motif kebutuhan organis dengan motif bawaan tergolong dalam motivasi yang sama. Haya saja para ahli tersebut memberikan nama motif yang berbeda. Untuk lebih jelas, Anda bisa baca pada halaman 88.


Kelompok 4

Pertanyaan:

· Bagaimana cara guru membuat aktivitas belajar menjadi menyenangkan, walaupun sudah beberapa kali pertemuan, siswa selalu tidak menerima pelajaran dengan baik?

Jawaban:

· Buatlah aktivitas belajar yang berbeda-beda pada setiap pertemuan. Aktivitas yang akan menarik minat siswa. Gunakan bentuk motivasi yang beragam, sehingga dapat memicu motivasi siswa untuk belajar.


Kelompok 5

Pertanyaan:

· Apakah baik memotivasi seorang anak dengan cara memaksa dan hal yang dipaksa sangat berguna untuk dirinya?

Jawaban:

· Tidak baik, motivasi dengan cara memaksa membuat seorang anak merasa tertekan. Seorang anak akan melakukan sesuatu tanpa kesenangan & kebutuhan terhadap tujuan yang ingin dia capai, akhirnya sesuatu yang dikerjakannya menjadi tidak bermakna.


Kelompok 6

Pertanyaan:

· Menurut kalian bagaiamana cara memaksimalkan motivasi positif di kelas dan apakah ada hubungan antara membangun motivasi dengan pengelolaan kelas?

Jawaban:

· Memaksimalkan motivasi agar terasa positif di kelas adalah dengan melakukan pembelajaran yang didukung oleh suatu motif yang menyenangkan. Kemudian, antara membangun motivasi dengan pengelolaan kelas saling berhubungan, karena pemberian motivasi kepada siswa dilakukan dalam proses pengelolaan di kelas.


Kelompok 7

Pertanyaan:

· Dalam suatu proses pembelajaran dapatkah kita mengaitkan atau menggabungkan bentuk-bentuk motivasi? Jika bisa, berikan contohnya?

Jawaban:

· Bisa, misalnya menggabungkan bentuk saingan atau kompetensi, hadiah, dan hukuman. Pembelajaran malah akan semakin menarik. Contohnya, guru mengadakan sebuah kuis, ini termasuk dalam bentuk persaingan dengan peraturan yang menang mendapatkan hadiah, yang kalah mendapat hukuman. Namun, hukuman yang diberikan tidak luput dari sebuah pembelajaran.

Kelompok 8

Pertanyaan:

· Bagaimana cara memotivasi siswa yang minat belajarnya naik turun?

Jawaban:

· Guru perlu mencari sebab-sebab mengapa minat siswa dalam hal belajar naik turun. Setelah mengetahui penyebabnya, guru bisa melakukan berbagai bentuk motivasi. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membangkitkan minat siswa, sebagai berikut:

a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan

b. Menghubungkan dengan persoalan yang lampau

c. Member kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik

d. Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar

Sabtu, 08 Maret 2014

INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR



MOTIVASI DAN AKTIVITAS DALAM BELAJAR

A.    PENGERTIAN MOTIVASI
Kata “motif”, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata “motif” itu maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak.
Menurut Mc.Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan.
Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi, motivasi itu dapat dirangang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi belajar adalah adalah faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Seseorang tidak memiliki motivasi, kecuali karena paksaan atau sekadar seremonial.
Persoalan motivasi ini, dapat juga dikaitkan dengan persoalan minat. Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Menurut Bernard, minat timbul tidak secara tiba-tiba atau spontan, melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja. Jadi, jelas bahwa soal minat akan selalu berkaitan dengan soal kebutuhan atau keinginan.

B.     KEBUTUHAN DAN TEORI TENTANG MOTIVASI
Ada dorongan seseorang melakukan suatu motivasi? Pertanyaan ini cukup mendasar untuk mengkaji soal teori tentang motivasi. Dari pertanyaan itu kemudian munculkan jawab dengan adanya “biogenic theories” dan “sociogenic theories”. “Biogenic theories” yang menyangkut proses biologis lebih menekankan pada mekanisme pembawaan biologis, seperti insting dan kebutuhan biologis. Sedang yang dimaksud “sociogenic theories” lebih menekankan adanya pengaruh kebudayaan atau kehidupan masyarakat.
Bagaimana dengan guru yang melakukan usaha-usaha untuk dapat menumbuhkan dan memberikan motivasi agar anak didiknya melakukan aktivitas belajar dengan baik. Untuk dapat belajar dengan baik diperlukan proses dan motivasi yang baik pula. Itulah maka para ahli psikologi pendidikan mulai memerhatikan soal motivasi yang baik. Dalam hal ini, perlu ditegaskan bahwa motivasi tidak pernah dikatakan baik, apabila tujuan yang diinginkan juga tidak baik.
Dengan demikian, dapatlah ditegaskan bahwa motivasi, akan selalu berkait dengan soal kebutuhan. Sebab-sebab seseorang akan terdorong melakukan sesuatu bila merasa ada suatu kebutuhan. Kebutuhan ini timbul karena adanya keadaan yang tidak seimbang, tidak serasi atau rasa ketegangan yang menuntut suatu kepuasan. Menurut Morgan dan ditulis kembali oleh S. Nasution, manusia hidup dengan memiliki berbagai kebutuhan.
1.      Kebutuhan untuk berbuat sesuatu untuk sesuatu aktivitas
2.      Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain
3.      Kebutuhan untuk mencapai hasil
4.      Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan
a)      Kebutuhan fisiologis
b)      Kebutuhan atas keamanan
c)      Kebutuhan akan cinta dan kasih
d)     Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri, yakni mengembangkan bakat dengan usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, sosial, pembentukkan pribadi.

C.    FUNGSI MOTIVASI DALAM BELAJAR
Serangkaian kegiatan yang dilakukan masing-masing pihak dilaterbelakangi oleh sesuatu yang dinamakan motivasi. Motivasi tersebut bertalian langsung dengan tujuan. Dengan demikian, motivasi memengaruhi adanya kegiatan.
Sehubungan dengan hal tersebut, ada tiga fungsi motivasi, yaitu:
1.      Mendorong manusia untuk berbuat. Jadi, sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.
2.      Menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah tujuan yang hendak dicapai.
3.      Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Di samping itu, ada juga fungsi-fungsi yang lainnya. Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi.

D.    MACAM-MACAM MOTIVASI
1.      Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya menurut Arden N. Frandsen
a.       Motif-motif bawaan (Physiological drives)
Motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir. Jadi, motivasi itu ada tanpa dipelajari. Motif-motif ini seringkali disebut motif-motif yang disyaratkan secara biologis.
b.      Motif-motif yang dipelajari (Affiliative needs)
Maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari. Motif-motif ini seringkali disebut dengan motif-motif yang diisyaratkan secara sosial. Sebab manusia hidup dalam lingkungan sosial dengan sesama yang lain sehingga motivasi itu terbentuk.
2.      Motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis
a.       Motif atau kebutuhan organis
Motif ini sama dengan jenis dari motif yang dinyatakan oleh Frandsen, yaitu motif-motif bawaan (Physiological drives).

b.      Motif-motif darurat
Motif-motif darurat adalah motivasi yang timbul karena rangsangan dari luar.
c.       Motif-motif objektif
Motif-motif objektif adalah motif yang muncul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia luar secara efektif.
3.      Motivasi jasmaniah dan rohaniah
ada beberapa ahli yang menggolongkan motivasi menjadi dua, yaitu motivasi jasmaniah dan rohaniah. Motivasi jasmani, seperti refleks, insting otomatis, dan nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah adalah kemauan.
4.      Motivasi intrinsik dan ekstrinsik
a.       Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
b.      Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar.

E.     Bentuk-Bentuk Motivasi di Sekolah
Perlu diketahui bahwa cara dan jenis menumbuhkan motivasi adalah bermacam-macam. Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah.
1.      Memberi angka
Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka/nilai yang baik sehingga siswa biasanya, yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport angkanya baik-baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat. Tetapi, ada juga yang bahkan banyak siswa bekerja atau belajar hanya ingin naik kelas saja. Oleh karena itu, langkah selanjutnya yang ditempuh oleh guru bagaimana cara memberikan angka-angka dapat dikaitkan dengan values yang terkandung di dalam setiap pengetahuan yang diajarkan kepada para siswa sehingga tidak sekedar kognitif saja tetapi juga keterampilan dan afeksinya.
2.      Hadiah
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut.
3.      Saingan/ kompetensi
Persaingan, baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Memang unsur persaingan ini banyak dimanfaatkan di dalam dunia industri atau perdagangan, tetapi juga sangat baik digunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa.
4.      Ego-involvement.
Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol kebanggaan harga diri, begitu juga untuk siswa si subjek belajar. Para siswa akan belajar dengan keras bisa jadi karena harga dirinya.
5.      Memberi ulangan
Memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi. Tetapi, yang harus diingat oleh guru adalah jangan terlalu sering (misalnya setiap hari) karena bisa membosankan dan bersifat rutinitis.
6.      Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk giat belajar.
7.      Pujian
Pujian ini adalah bentuk reinforcement  yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu, supaya pujian ini merupakan motivasi, pemberiannya harus tepat.
8.      Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negative, tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.
9.      Hasrat untuk belajar.
Hasrat untuk belajar, berarti para diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik.
10.  Minat
Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok.
11.  Tujuan yang diakui
Memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan maka akan timbul gairah untuk terus belajar.

Di samping bentuk-bentuk motivasi sebagaimana diuraikan di atas, sudah barang tertentu masih bayak bentuk dan cara yang bisa dimanfaatkan. Hanya yang penting bagi guru adanya bermacam-macam motivasi itu dapat dikembangkan dan diarahkan untuk dapat melahirkan hasil belajar yang bermakna.

F.     PERLUNYA AKTIVITAS DALAM BELAJAR
Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas, itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar-mengajar. Sebagai rasionalitasnya hal ini juga mendapatkan pengakuan dari berbagai ahli pendidikan.
Frobel mengatakan bahwa secara alami anak didik memang ada dorongan untuk mencipta. Anak adalah suatu organisme yang berkembang dari dalam. Prinsip utama yang dikemukakan Frobel bahwa anak itu harus bekerja sendiri. untuk memberikan motivasi.
Montessori juga menegaskan bahwa anak-anak memiliki tenaga-tenaga untuk berkembang sendiri, membentuk diri. Pernyataan Montessori ini memberikan petunjuk bahwa yang lebih banyak melakukan aktivitas di dalam pembentukan diri adalah anak itu sendiri.
Dengan mengemukakan beberapa pandangan dari berbagai ahli tersebut di atas, jelas bahwa dalam kegiatan belajar, subjek didik/siswa harus aktif berbuat. Dengan kata lain, bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa adanya aktivitas, proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik. 

G.    PRINSIP-PRINSIP AKTIVITAS
Prinsip-prinsip aktivitas dalam belajar dalam hal ini akan dilihat dari sudut pandang perkembangan konsep jiwa menurut ilmu jiwa. Secara garis besar dibagi menjadi dua pandangan yakni Ilmu Jiwa Lama dan Ilmu Jiwa Modern.
1.      Menurut Pandangan Ilmu Jiwa Lama
Siswa diibaratkan kertas putih, sedangkan unsur dari luar yang menulisi adalah guru. Dalam hal ini terserah kepada guru mau dibawa kemana, mau diapakan siswa itu, karena guru adalah yang memberi dan mengatur isinya. Dengan demikian, aktivitas didominasi oleh guru, sedang anak didik bersifat pasif dan menerima begitu saja. Guru menjadi seorang yang adikuasa di dalam kelas.
2.      Menurut Pandangan Ilmu Jiwa Modern
Dalam hal ini, anaklah yang beraktivitas, berbuat, dan harus aktif sendiri. Guru bertugas menyediakan bahan pelajaran, tetapi yang mengolah dan mencerna adalah para siswa sesuai dengan bakat, kemampuan, dan latar belakang masing-masing.

H.    JENIS-JENIS AKTIVITAS DALAM BELAJAR
1. Visual Activities
2. Oral Activities
3. Listening Activities
4. Writing Activities
5. Drawing Activities
6. Motor Activities
7. Mental Activities
8. Emotional Activities